Fans
itu... Mendukung? Atau mencintai?
Nah
lho! Saya terjebak oleh kalimat ini. Ekspektasi saya sih, namanya fans itu
adalah seseorang yang mendukung dan mencintai idolanya. Artinya dua dari faktor
yang saya sebutkan tadi, itulah fans. Masalahnya saya disini hanya melakukan
satu hal saja: mencintai. Mungkin melakukan tindakan yang pertama (mendukung)
masih mending. Secara ada timbal balik untuk kesuksesan idola kita juga.
Mendukung
tapi tidak mencintai? Saya rasa tidak apa-apa jika dilihat secara lahiriah,
material. Karena kita fans yang mendukung idola kita. Entah itu dengan membeli
albumnya sebanyak-banyaknya, membeli apapun stuffs
yang berhubungan dengan idola kita. Meski tidak ada kekuatan cinta antara
idola dan fansnya.
Bagaimana
mencintai tapi tidak mendukung? Ini yang namanya masalah. Ibarat gini aja, kita
berdoa terus-terusan tanpa berusaha, apa ngefek? Ya nggak lah! Atau kadang jika
kita meminta bantuan pada teman, sementara teman kita hanya berkata “dibantu
dengan doa”, maksud lo? Sama dengan lo gak ngelakuin apa-apa buat temen lo!
Beginilah. Fans kayak gini tuh ya begini. Tidak melakukan apa-apa untuk
idolanya. Hanya mencintai. Mencintai. MENCINTAI. Meski saya tidak benar-benar
merendahkan arti cinta itu sendiri. Hanya saja, sebagai fans HARUSNYA saya
melakukan suatu hal yang lebih realistis daripada mencintai idola yang notabene
sifatnya abstrak. Harusnya seorang fans membeli album asli sang idola dibanding
mendownload dari sana-sini meski
mati-matian mencarinya. Membeli benda-benda yang berhubungan dengan sang idola
daripada koar-koar kesana kemari bilang, “Hei, gue fans beratnya si anu lho!
Lihat nih, gue punya semua lagunya (dapet download
ilegal).” Kagak malu apa lu, Tsu?
Well, biarkan saya melakukan pembelaan.
Sebagai seorang fans yang ehm, miskin, apa sih yang bisa saya lakukan untuk
MENDUKUNG? Mungkin kesempatan untuk mendukung itu ada ketika misal ada sebuah event voting lewat internet. It makes sense. Hanya itu yang bisa
dilakukan oleh seorang fans yang bermodal beli album dari situs web. Dan ilegal.
Karena
itu semua, mulai sekarang saya gak bakal koar-koar menjadi fans untuk idola
apapun. Toh saya merasa tidak pernah mendukung mereka. Satu album mereka pun
saya gak punya. Jadi semisal kalo ada yang nanya, “Lo
fans AKB ya?” – “Ah, bukan fans. Cuma suka.” – “ Tapi kok lu punya banyak banget file-file tentang AKB?
Tau banyak member-membernya, bahkan pernah mewek gara-gara mereka.” – “Haha, namanya
juga suka *poker face*” Menyedihkan.
Memang. Padahal dalam hati saya koar-koar, “GUE CINTA MEREKA! GUE CINTA MEREKA! GUE CINTA MEREKA! Tapi gue gak pernah beli barang
original mereka....”
Kalo
udah kayak gini, ada tiga hal yang kemudian dijadikan kambing hitam. Lu tau apa
yang gue maksud. Satu, uang. Dua, duit. Tiga, money. Seharusnya judul postingan ini “Ratapan Anak Miskin”.
Mungkin akan berbeda ceritanya jika saya dilahirkan jadi anak konglomerat. Bisa
beli album sebanyak yang saya mau dan saya bagi-bagiin buat fans yang tidak
mampu semacam si Tsu. Tapi demi Tuhan, saya tidak menyesali dan menyalahkan takdir
kok.
Kayak
lirik lagunya Peterpan nih, “Apa yang terjadi, terjadilah!” Mau gimana lagi?
Selama saya masih bisa download dari web,
saya tetap bisa menikmati hasil karya mereka. Meski itu ilegal. Yang penting saya masih hidup, mereka
masih hidup. Dunia pun damai.
No comments:
Post a Comment