Sunday, September 2, 2012

[SINOPSIS] Falling by Junji Itou


Junji Itou adalah mangaka spesialisceileh kayak dokter khusus ajahorror! Saya sangat memfavoritkan beliau. Selain karena manga horror itu menarik, artwork beliau juga sangat rapi. Cerita yang disajikan olehnya gak pernah ngebosenin.

Saya mau berbagi nikmatnya membaca manga karya beliau dengan menuliskan sinopsis, review, sekaligus SPOILER! Mungkin dari beberapa manga karya beliau untuk ke depannya.

First, saya mulai dari manga oneshoot alias cuma satu chapter langsung tamat. Judulnya FALLING, bukan Falling in Love mengingat ini adalah manga horror.

 

Diceritakan seorang lelaki yang tak disebutkan namanya (padahal dia tokoh utama). Jadi saya kasih nama sendiri; Shinji.

Shinji pulang ke rumahnya sore itu, ketika membuka pintu ia terkejut melihat istrinya, Erika tergantung. Segera Shinji membawa istrinya ke rumah sakit. Dan beruntung istrinya terselamatkan. Shinji juga menemukan pesan yang ditinggalkan Erika.

“Sesuatu yang aneh akan terjadi di kota ini,” begitulah pesannya. Namun Shinji sama sekali tak mengerti apa yang dimaksud.

Di kotanya akhir-akhir ini memang sering terjadi peristiwa percobaan bunuh diri, dan korbannya meninggalkan pesan yang serupa dengan yang ditinggalkan Erika. Sebuah teka-teki menggantung di kepala Shinji.

***

Malam gelap. Jalanan kota remang-remang. Beberapa orang berjalan pelan namun pasti, seolah mereka sudah tahu kemana kaki akan membawanya. Dan anehnya, semua orang itu berjalan dengan mata tertutup! Terlalu aneh, bukan?!

Erika terbangun dengan tiba-tiba dari tidurnya, seperti ada jam weker besar yang berbunyi dalam gendang telinganya. Ia turun dari ranjang rumah sakit dan segera bergabung dengan iring-iringan orang aneh yang berjalan menembus malam.

Mereka berjalan beriringan nampak menuju ke suatu tempat yang sama. Seorang gelandangan yang tidur di kursi taman terbangun karena hal itu. Namun ia tidak melakukan apapun selain bergumam keheranan. Ia berusaha bertanya namun tak ada yang menggubrisnya.

***

Esok harinya ketika Shinji ke rumah sakit, suster melaporkan bahwa Erika tidak ada di kamarnya. Suster itu bertanya pada Shinji apakah mungkin Erika kabur dan pulang ke rumah, tapi tidak ada. Ternyata tak hanya Erika yang hilang, beberapa pasien dan penduduk kota pun menghilang secara misterius.

Ketika Shinji keluar dari rumah sakit, ada seseorang yang berteriak bahwa ia menemukan tubuh yang tergantung di atas pohon di bukit. Tanpa pikir panjang, Shinji pun bergabung dengan warga kota memeriksa ke bukit tersebut.

Adalah seorang wanita yang tersangkut di batang pohon. Ia masih hidup hanya kesadarannya hilang. Shinji mengenalinya, wanita itu istrinya.

“Kami sudah mencari ke seluruh penjuru kota, tapi hanya dia saja yang ditemukan,” terang warga kota.

Shinji membawa Erika kembali ke rumah sakit. Dalam tidurnya, Erika sering meracau aneh, seperti, “Ini mengerikan! Mengerikan! Kenapa kamu tidak membiarkanku mati saja?” Sudah dua hari Erika seperti ini, tapi dokter bilang ia baik-baik saja, hanya sedikit kelelahan. Dua ratus orang yang hilang semalam, kemanakah mereka pergi?

Tiba-tiba tubuh Erika terangkat dan melayang di udara. Shinji panik. “Erika! Erika! Apa yang terjadi denganmu?!”

***

Beberapa warga menyusuri kota sampai mereka tiba di sebuah gua. Mereka berjalan ke dalam gua tersebut sambil menebak-nebak. Beberapa dari mereka beranggapan bahwa orang-orang yang hilang itu berkumpul dalam sebuah kelompok pemujaan sesat.

Mereka terus masuk ke dalam gua, tapi tak menemukan apapun sampai mereka tiba di ujung gua.

***

Erika adalah satu-satunya yang berhasil ditemukan. Dua orang warga berkunjung ke kamar Erika di rumah sakit untuk melihatnya. Shinji sengaja mengikat Erika di ranjangnya untuk menghindari kejadian semalam terulang lagi.

“Kenapa dia terikat?” tanya salah seorang warga, lelaki setengah baya berkacamata.

“Malam tadi dia keluar dari ranjang dan melayang,” jawab Shinji.

“Dalam tidurnya?”

“Ya.”

Lelaki yang satu lagi melihat Erika membuka matanya. “Hei, lihat! Dia membuka matanya!”

“Erika! Kau sadar?!” seru Shinji.

Pandangan Erika tajam seolah-olah menusuk langit-langit ruangan kamar rumah sakit.

“Tunggu sebentar, aku akan membuka ikatannya,” ujar Shinji seraya mulai membuka tali yang mengikat ranjang Erika.

Setelah ikatannya mengendur, Erika bangkit secara tiba-tiba dan terduduk. Shinji terkejut. Mata Erika berputar hingga nampak putih semua. “Mereka jatuh! Mereka jatuh!” teriak Erika. Ketiga lelaki yang ada di kamar itu cemas dan bingung.

“Lihatlah ke jendela sebelah selatan!” seru Erika lagi. Bola matanya masih putih semua.

Serempak Shinji dan kedua tamunya menoleh ke arah yang ditunjuk Erika. Lalu mereka melihat satu tubuh manusia melayang dari langit dan jatuh di semak-semak. Mereka memeriksa langit, tapi tak ada yang aneh disana.

“Kenapa... kenapa tidak membiarkanku mati?” Erika kembali meracau sebelum kesadarannya hilang lagi.

Warga memeriksa orang yang jatuh tadi, ternyata seorang lelaki yang sebelumnya menghilang. Wajah lelaki itu tampak meringis, seperti melihat sesuatu yang menyeramkan.

***

“AAAAH! Mereka jatuh! Mereka jatuh!” jeritan Erika menggema di koridor rumah sakit.

“Mereka datang dari utara!” Erika terus berteriak meski Shinji berusaha menahannya.

Ternyata benar, tiga orang manusia telah jatuh dari langit. Sesudah itu, Erika kembali tak sadarkan diri. Ketiga orang tersebut adalah orang yang hilang beberapa malam silam. Ekspresi di wajah mereka mirip seperti lelaki pertama yang jatuh; nampak meringis seolah sudah melihat sesuatu yang menyeramkan yang tak bisa diucapkan.

Beberapa hari kemudian, warga kota membuat jaring besar yang harapannya bisa digunakan untuk menahan tubuh-tubuh orang-orang yang menghilang jika suatu waktu jatuh lagi dari atas langit sana. Shinji bertemu dengan orang tua gelandangan yang juga sedang mengamati jaring besar tersebut.

“Ini seperti lelucon saja! Mereka pikir ini dapat menyelamatkan orang-orang yang jatuh?”

“Mungkin hanya bisa dua atau tiga orang,” ujar Shinji. “Lagipula, apakah mereka masih hidup ketika jatuh ke jaring ini? Maksudku setelah jatuh dari ketinggian seperti itu.”

“Aku, aku melihat mereka malam itu,” ucap orang tua gelandangan dengan sedikit tergagap. “Aku bertahan untuk tak membicarakan hal ini pada siapapun, tapi mungkin sekarang mereka akan percaya.”

Orang tua gelandangan yang mempunyai jenggot demikian lebat itu mulai bercerita setelah mengambil nafas panjang.  “Malam itu, aku mengikuti mereka diam-diam. Mereka semua berkumpul di atas bukit. Setelah itu, satu per satu dari mereka melayang ke atas langit, hingga aku tak bisa melihatnya,” cerita orang tua itu. Ia melirik Shinji yang tengah menatapnya, “Kau pikir aku gila?”

“Tidak. Aku percaya padamu.”

Namun hal itu masih tetap jadi misteri. Untuk apa orang-orang yang masih muda itu menghilang ditelan langit? Apa yang terjadi? Mengapa satu per satu dari mereka berjatuhan ke bumi?

***

Shinji berjalan ke rumah sakit. Ia menemukan keributan di depan kamar Erika. Beberapa orang lelaki membopong tubuh Erika di balkon. Mereka ingin membunuh Erika karena Erika dianggap pembawa sial. Ia selalu mengucapkan bahwa ada orang yang akan jatuh, dan itu menjadi nyata. Shinji berusaha mencegahnya karena itu tindakan yang sangat bodoh. Membunuh Erika tak akan bisa menolong siapapun. Namun Shinji dihadiahi bogem mentah.

Mereka akan menjatuhkan Erika dari balkon gedung rumah sakit lantai paling atas itu. Tiba-tiba mata Erika terbuka, bola mata bagian putihnya membelalak.

“Mereka jatuh! Mereka akan jatuh sekarang!” teriak Erika seperti yang sudah-sudah. Orang-orang yang sudah gelap mata itu segera menjatuhkan tubuh Erika.

Tubuh Erika sudah jatuh ke bawah, namun beberapa saat kemudian tubuhnya kembali terangkat seolah-olah ada tangan besar tak terlihat yang mengangkatnya.

“Erika!” Shinji berteriak. Bola mata istrinya tak lagi putih. Itu artinya Erika dalam keadaan sadar.

“Tolong! Tolong aku!” seru Erika, kedua tangannya terulur sementara badannya masih melayang-layang. “Ini mengerikan! Ini mengerikan!” jerit Erika.

“Erika, pegang tanganku!” Shinji mengulurkan tangannya. Ketika jari mereka bersentuhan, tubuh Erika langsung tertarik ke atas begitu kuat. Shinji tidak berhasil menyelamatkannya.

Beberapa saat kemudian, ratusan tubuh jatuh dari langit. Tubuh mereka tergolek kaku di seluruh penjuru kota dengan ekspresi meringis di wajah mereka.

Namun tubuh Erika belum jatuh juga. Mungkin suatu saat nanti.

FIN


Manga ini menghadirkan kisah yang penuh misteri. Dari awal sampai akhir, misteri sebenarnya gak terpecahkan. Yang ditonjolkan dalam manga ini adalah kekuatan ceritanya, karena jika dilihat dari artwork, nggak ada yang namanya penampakan hantu atau makhluk-makhluk absurd yang menyeramkan. Mungkin ada yang berpendapat manga ini kurang seru karena tidak ada gambar hantunya. Well yea, saya juga sedikit bosan karena gak ada gambar-gambar anehnya. Tapi, selama itu karya Junji Itou, saya berani jamin cerita apapun tetap asik buat dilahap.